Medan, sebagai ibu kota provinsi Sumatera Utara, memiliki pesona tersendiri yang memadukan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Kota ini bukan hanya menjadi pusat ekonomi yang berkembang pesat, tapi juga menyimpan banyak sekali situs budaya dan arkeologi yang menarik untuk dijelajahi. Dari peninggalan kerajaan masa lampau hingga bangunan kolonial Belanda, Medan menawarkan segudang destinasi bersejarah yang siap membawamu ke masa lalu.
Sejarah dan Keunikan Situs Arkeologi di Medan
Melansir dari pdgimedan.org Medan punya cerita panjang yang penuh warna. Salah satu situs arkeologi paling terkenal adalah Candi Bahal di Padang Lawas, yang jaraknya sekitar 400 kilometer dari Medan. Candi ini merupakan salah satu candi Buddha tertua di Sumatera dan diduga berasal dari abad ke-11. Meski terletak agak jauh dari pusat kota Medan, Candi Bahal tetap menjadi daya tarik besar bagi para pencinta sejarah dan arkeologi. Bentuk dan arsitekturnya unik, dibangun dengan bata merah dan memiliki ornamen yang indah, seolah menceritakan kisah masa lalu.
Di Medan sendiri, kita bisa melihat berbagai peninggalan arkeologi di Museum Negeri Sumatera Utara. Museum ini menampilkan berbagai koleksi bersejarah, mulai dari peninggalan zaman prasejarah hingga era kerajaan dan kolonial. Berkunjung ke museum ini akan memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan budaya Sumatera Utara yang begitu kaya.
Istana Maimun dan Jejak Kesultanan Deli
Kalau bicara tentang situs budaya di Medan menurut pdgi medan, tidak mungkin melewatkan Istana Maimun, yang menjadi ikon utama kota ini. Dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1888, istana ini mencerminkan gaya arsitektur campuran Melayu, Timur Tengah, Spanyol, dan India. Begitu memasuki istana, pengunjung bisa merasakan kemegahan yang dulu pernah menguasai kota ini. Ada juga koleksi barang-barang kerajaan, kostum tradisional, serta replika singgasana yang mencerminkan kejayaan Kesultanan Deli pada masa lampau.
Selain sebagai destinasi wisata, Istana Maimun juga menjadi pusat acara-acara kebudayaan dan sering kali dipadati wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh sejarah Kesultanan Deli. Jangan lupa, di sini kamu bisa menyewa pakaian tradisional Melayu untuk berfoto di dalam istana—pengalaman yang tidak bisa kamu dapatkan di tempat lain!
Masjid Raya Al-Mashun: Karya Arsitektur Agung di Medan
Di dekat Istana Maimun, ada Masjid Raya Al-Mashun, masjid megah yang juga dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid pada awal abad ke-20. Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang memadukan unsur Timur Tengah, Spanyol, dan India. Dengan kubah yang besar dan megah, masjid ini menjadi simbol kebanggaan bagi warga Medan dan salah satu bangunan bersejarah yang wajib dikunjungi.
Masjid Raya Al-Mashun tidak hanya memiliki nilai arsitektur yang tinggi, tapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan yang aktif. Banyak wisatawan yang datang untuk melihat langsung keindahan masjid ini, sekaligus menyaksikan betapa kuatnya tradisi Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat Medan.
Tjong A Fie Mansion: Kisah Sukses Pedagang Tionghoa di Medan
Medan juga punya Tjong A Fie Mansion, rumah besar milik Tjong A Fie, seorang pedagang Tionghoa sukses yang berperan besar dalam pembangunan kota Medan pada awal abad ke-20. Tjong A Fie terkenal karena kemurahan hati dan sumbangsihnya bagi masyarakat Medan, terlepas dari latar belakang etnis dan agama mereka.
Bangunan ini memiliki desain arsitektur yang menggabungkan gaya Tionghoa, Melayu, dan Eropa. Di dalam mansion ini, kamu bisa melihat furnitur kuno, foto-foto lama, serta barang-barang pribadi Tjong A Fie yang masih terawat dengan baik. Mengunjungi Tjong A Fie Mansion seperti masuk ke mesin waktu yang membawamu ke masa lalu Medan saat masih kental dengan pengaruh kolonial dan budaya Tionghoa.
Warisan Kolonial Belanda di Kota Medan
Medan juga menyimpan sejumlah bangunan peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Salah satu bangunan paling terkenal adalah Gedung London Sumatera atau sering disebut dengan “Lonsum.” Bangunan yang didirikan pada tahun 1906 ini merupakan kantor perusahaan perkebunan yang dulu dikelola oleh orang-orang Eropa. Sekarang, Gedung Lonsum masih digunakan sebagai kantor, namun arsitekturnya yang khas membuatnya tetap menarik untuk dilihat dan diabadikan dalam foto.